Senin, Oktober 13, 2008

Empat Sektor Rawan Terimbas Krisis

SURABAYA - Pemerintah diminta untuk terus mewaspadai imbas krisis finansial global terhadap empat sektor yang menjadi tumpuan perekonomian dalam negeri. Yakni, manufaktur, pertambangan, jasa, dan pertanian. Menurut ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ikhsan Modjo, empat sektor tersebut memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian. Terutama, pertanian menyumbang 50 persen dan manufaktur punya kontribusi 20 persen.Sektor-sektor itu perlu diberikan perhatian khusus di tengah seretnya likuiditas. ''Jika empat sektor itu sulit mendapatkan kucuran kredit, penyerapan tenaga kerja akan turun,'' tuturnya dalam paparan Antisipasi Krisis Keuangan Global di Unair, Surabaya, Sabtu (11/10). Selain itu, kata Ikhsan, dalam menghadapi kondisi krisis, pemerintah perlu terus menjaga independensi agar jangan sampai diintervensi oleh asing. Otoritas moneter juga diharapkan menahan pergerakan suku bunga acuan. ''Jika bunga tinggi, orang akan enggan pinjam uang ke bank. Otomatis perkembangan sektor riil akan terhambat,'' ujar dosen ekonomi Unair itu.Dia menyebut kenaikan suku bunga jauh lebih memukul dunia usaha dibandingkan lonjakan nilai tukar. Sebab, tingginya suku bunga membuat produk industri tidak kompetitif. Akibatnya, industri dalam negeri sulit bersaing dengan produk impor. Padahal, di tengah krisis produk impor rawan masuk karena Indonesia memiliki pasar yang besar. Krisis di AS, lanjut dia, pasti akan berimbas pada kinerja ekspor nasional. Dia menjelaskan, dalam kajian teoritis tradisional, siklus bisnis antarnegara saling terkait melalui aliran barang dan jasa. Impor satu negara adalah ekspor negara lain sehingga resesi di satu negara akan tertransmisi secara global. Sebab, penurunan permintaan di satu tempat menyebabkan tertekannya ekspor di tempat lain. Meski begitu, terang dia, Indonesia masih untung karena ekspornya didominasi komoditas. Saat gejolak bursa terus berlanjut, investor mengalihkan dananya ke komoditas, termasuk emas. ''Ini peluang ekspor bagi kita,'' katanya.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger